Kamis, 04 Desember 2014

Makanan Sehat Untuk Anak Usia Dini



   TUGAS
     Gizi dan Kesehatan AUD


Nama:RAHMA TIKA
Nim/Bp :1200822/2012
                                              Kelas     :Reguler 2012

Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini
Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Padang
2014

                                Makanan sehat untuk anak
1.Penyusun menu
a.Pengertian menu sehat
            Suatu menu adalah susunan hidangan sekali makan yang secara keseluruhan harmonis dan saling melengkapi untuk kebutuhan makanan seseorang.Dalam hal kesehatan,seringkali istilah  menu adekuat yaitu menu yang mengandung semua golongan bahan makanan yang dibutuhkan dengan memperhatikan keseimbangan unsure-unsur gizi yang terkandung didalamnya.
            Konsep menu adekuat menekankan adanya unsure-unsur gizi yang diperlukan oleh tubuh dalam keadaan seimbang.Unsur-unsur gizi yang diperlukan tubuh dalam keadaan seimbang.Unsur gizi yang diperlukan tubuh ini digolongkan atas pemberi tenaga atau energy,penyokong pertumbuhan,pembagun dan pemelihara jaringan tubuh serta pengatur metabolism dan berbagai keseimbangan dalam sel tubuh.
            Untuk dapat menyususn menu yang  adekuat,seseorang perlu memiliki pengetahuan mengenai bahan makanan dan  zat gizi,kebutuhan  gizi seseorang serta pengetahuan hidangan dan pegolahannya.menu sehari berarti susunan hidangan untuk satu hari,terdiri dari beberapa waktu makan yaitu makan pagi,makan siang,makan malam,serta makan selingan antara makan pagi dengan makan siang serta antara     makan siang dengan makan malam.
b.Syarat penyusun menu
            Suatu susunan hidangan sehari-hari secara umum harus memenuhi beberapa fungsi.Pertama mengandung makanan yang memuaskan selera serta memberikan rasa kenyang.Kedua mengandung  zat-zat gizi yang dibutuhkan untuk berada dalam kondisi tetap sehat serta  dapat melakukan kegiatan sehari-hari.Ketiga memenuhi nilai-nilai social budaya yaitu kebiasaan,pantangan dan sebagainya dari masyarakat yang mengomsumsi.Keempat,biaya terjangkau bagi konsumennya.
            Disampaing keempat hal tersebut perlu diperhatikan beberapa hal lain yang menunjang selutuh proses komsumsi seseorang yaitu kebersihan,pengolahan yang tepat sehingga enak dimakan suasana menyenangkan ketika makan.
            Dalam meyusun menu hendaknya diperhatikan hal-hal sebagai berkut:
a.    Kombinasi rasa yaitu asin,manis,asam,pahit,pedas jika disukai
b.    Kombinasi warna hidangan yaitu warna merah,hijau,cokelat,kuning dan sebagainya.
c.    Variasi bentuk potongan yaitu persegi,panjang,tipis,bulat dan sebagainya
d.   Variasi kering atau berkuah karena ada jenis hidangan berkuah banyak seperti sup,sayur asam maupun yang sedikit kuah seperti,tumis sayur,sambal goreng serta yang kering seperti ikan goreng ,kering tempe.
e.    Variasi teknik pengolahan yaitu ada hidangan yang diolah dengan teknik pengolahan digoreng,direbus,disetup dan lain-lain sehingga member penampilan,tekstur dan rasa berbeda pada pada hidangan tersebut.

2. Menu makana pada berbagai tahapan perkembangan anak
UMUR 0-6 BULAN
* Anjuran pemberian makan
Sampai umur 6 bulan
- Beri ASI setiap kali bayi menginginkan sedikitnya 8 kali sehari, pagi, siang, sore maupun malam.
- Jangan berikan makanan atau minuman lain selain ASI (ASI eksklusif).
- Susui/teteki bayi dengan payudara kanan dan kiri secara bergantian.
UMUR 6 – 12 BULAN
Anjuran pemberian makan
* Teruskan pemberian ASI sampai umur 2 tahun.
* Umur 6-9 bulan, kenalkan makanan pendamping ASI dalam bentuk lumat dimulai dari bubur susu sampai nasi tim lumat, 2 kali sehari. Setiap kali makan diberikan sesuai umur :
- 6 bulan : 6 sendok makan
- 7 bulan : 7 sendok makan
- 8 bulan : 8 sendok makan
* Umur 9-12 bulan, beri makanan pendamping ASI, dimulai dari bubur nasi sampai nasi tim, 3 kali sehari. Setiap kali makan diberikan sesuai umur:
- 9 bulan : 9 sendok makan
- 10 bulan: 10 sendok makan
- 11 bulan: 11 sendok makan
* Beri ASI terlebih dahulu kemudian makanan pendamping ASi.
* Pada makanan pendamping ASI, tambahkan telur ayam / ikan / tahu / tempe / daging sapi / wortel / bayam / kacang hijau / santan / minyak pada bubur nasi.
* Bila menggunakan makanan pendamping ASI dari pabrik, baca cara memakainya, batas umur dan tanggal kadaluwarsa.
* Beri makanan selingan 2 kali sehari di antara waktu makan, seperti : bubur kacang hijau, pisang, biscuit, nagasari, dsb.
* Beri buah-buahan atau sari buah seperti air jeruk manis, air tomat saring.
* Mulai mengajari bayi minum dan makan sendiri menggunakan gelas dan sendok.
UMUR 1 – 2 TAHUN
Anjuran pemberian makan
* Teruskan pemberian ASI sampai umur 2 tahun.
* Beri nasi lembik 3 kali sehari.
* Tambahkan telur/ayam/ikan/tem-pe/tahu/daging sapi/wortel/bayam/kacang hijau/santan/minyak pada nasi lembik.
* Beri makanan selingan 2 kali sehari di antara waktu makan, seperti: bubur kacang hijau, pisang, bis-cuit, nagasari, dsb.
* Beri buah-buahan atau sari buah.
* Bantu anak untuk makan sendiri..
UMUR 2 – 3 TAHUN
Anjuran pemberian makan
* Beri makanan yang biasa dimakan oleh keluarga 3 kali sehari yang terdiri dari nasi, lauk pauk, sayur dan buah.
* Beri makanan selingn 2 kali sehari diantara waktu makan seperti bubur kacang hijau, biscuit, nagasari.
* Jangan berikan makanan yang manis dan lengket diantara waktu makan.
UMUR 3 – 5 TAHUN
Anjuran pemberian makan : sama dengan anak umur 2 – 3 tahun

 
3.Pengolahan makan
            Pengolahan makanan sangat menentukan hasil dan kualitas suatu masakan. Oleh sebab itu perlu pengolahan makanan yang baik untuk nutrisi optimal artinya cukup untuk memenuhi gizi. Kita tentunya berharap bahwa makanan yang kita masak dapat memenuhi nutrisi bagi yang memakannya, sehat dan bergizi.
            Pengolahan makanan,baik untuk keluarga maupun masyarakat,perlu mengetahui bahwa proses pengolahan makanan dapat meningkatkan mutu makanan yang dikomsumsi misalnya lebih baik dan mudah dicerna.
            Namun dapat juga terjadi hal yang merugikan yaitu bahwa selama proses pengolahan beberapa zat gizi yang ada pada bahan makanan dapat rusak atau hilang.Oleh sebab itu perlu diperhatikan tahap-tahap dalam proses pengolahan beberapa zat gizi yang ada pada bahan makanan dapat rusak atau hilang.Oleh sebab itu perlu di perhatikan tahap-tahap dalam proses penyiapan makanan dapat rusak atau  hilang.Oleh sebab itu perlu diperhatikan tahap-tahap dalam proses penyiapan makanan yaitu penyiangan,bahan makanan,pencucian,pemotongan dan pengolahan atau pemasakan dengan proses pemanasan sebaga berikut :
a.    Pencucian dan penyiangan bahan makan
       Pencucian makanan perlu dilakukan karena bahan makan yang berasala dari bawah tanah sehingga membawa kotoran dari tanah,tapi juga ada bahan makanan yang kotor karena serangga atau pun dicuci dengan air tidak bersih sehingga mengandung kotoran atau racu limbah yang ada dalam air pencucinya.Proses pencucian sebaiknya sebelum dipotong dengan mengunkan air bersih yang mengalir.
       Bahan makan nabati pada umumnya perlu pembersihan dari bagian-bagian yang tidak dimakan misalnya kulit,batang yang keras,bijian yang tidak temakan ,serat yang keras,bagian yang busuk atau rusak dimakan binatang atau serangga.Bahan makan lain yang disiangi adalah ikan,perlu secepatnya dibuang ingsang dan isi pelarutnya untuk mencegah terjadinya proses pembusukan yang cepat.

b.    Pemotongan bahan makan
       Pemotongan bahan makan bertujuan untuk memudahkan makan masuk kedalam mulut dan mengunyah,terutama bahan makanan yang agak liat dank keras.Pada proses pemotongan atau penghalusan bahan makan ini,zat-zat gizi mudah keluar dari sel.Dalam keadaan ini bahan makan mudah terkena udara yang mengandung oksigen dan dapat merusak zat tersebut (terjadi oksidasi)Zat gizi yang rusak oleh oksidasi udara adalah thiamin dan vitamin A atau provitaminnya.
       Disampin itu,enzim yang dapat memecahkan zat gizi juga dapat bekerja sehingga mempercepat pembusukan.Maka sebaiknya bahan makanan dipotong atau dihaluskan dengan jarak waktu dekat pada saat pengolahannya.Setelah pemotongan dapat diberi bumbu untuk memperlambat pembusukan dan menambah rasa bahan makanan.

c.    Proses Pengolahan atau Pemasakan
Umumnya pengolahan dilakukan dengan mempergunakan panas,baik panas langsung seperti membakar sate,maupun panas tidak tidak langsung yaitu menggunakan bahan perantara seperti menggoreng,merebus.Panas ini mengubah sifat-sifat kimia makan yang berakibat.Lebih lanjut padat sifat-sifat gizi.

d.   Pengaruh Pengolahan makanan
Pengaruh-pengaruh yang terjadi adalah:
1)   Pecahnya diding sel
Zat berada dalam selbahan makanan,terlindungi dari hal-hal yang dapat merusaknya atau mengganggunya.
2)   Melemahkan dan mematikan mikroba
Berbagai mikroba terdapat didalam bahan makanan,ada yang tahan panas dan ada yang tidak. Beberapa mikroba yang bersifat pathogenic dan menyebabkan penyakit tidak tahan panas yang cukup tinggi dan lama.
3)   Menugubah berbagai zat gizi secara positif dan negative
Beberapa bahan makanan memiliki truktur yang tertutup yaitu berada dalam suatu kantung misalnya karbonhdrat dari nabati.
4)   Pemasakan yang terlalu tinggi dapat menimbulkan zat carcinogenic
Pada bahan nabati maupun hewan yang diolah dengan panas tinggi sehingga menjadi hangus,dapat terbentuk ikatan-ikatan yang bersifat carcinogenic yaitu merangsang terjadinya kanker.
5)   Panas dapat  meniadakan zat-zat toksik
Beberapa bahan makanan nabati maupun hewani mengandung zat toksin atau racun alami.Panas dapat menetralkan  pengaruh zat-zat toksi ini .Misalnya dalam daging ikan tertentu terdapat enzim yang merusak zat gizi dengan pemanasan tertentu dan waktu tertentu,pengaruh tersebut dapat dihilangkan.
Sebagai kesimpulan dapat dikatakan bahwa ada pengaruh negative dan positif dalam proses penyiangan,pemotongan,dan pengolahan makanan.Maka perlu diperhatikan proses ini agar tidak dialami kerugian.
4.Makan Jajanan Anak
            Makanan jajanan memegang peranan penting dalam memberikan kontribusi tambahan untuk kecukupan gizi, khususnya energi dan protein. Kebiasaan jajan di sekolah terjadi karena 3-4 jam setelah makan pagi perut akan terasa lapar kembali.27 Rendahnya sumbangan zat gizi dari makanan jajanan yang disebabkan sebagian besar anak sekolah dasar mengonsumsi makanan jajanan yang kandungan zat gizinya kurang bervariasi karena hanya terdiri dari 1 atau 2 jenis zat gizi saja. Makanan jajanan sebaiknya tidak dikonsumsi pada waktu makan utama. Konsumsi jajanan dapat menjaga kecukupan energi anak sebelum waktu makan utama tiba. Namun, konsumsi jajanan yang berlebihan juga dapat menyebabkan peningkatan berat badan apabila pilihan jajanan berupa makanan yang tinggi kalori, lemak, gula, dan rendah zat gizi yang dibutuhkan oleh anak-anak. Banyak iklan makanan yang menawarkan jajanan seperti keripik, kue kering, permen, dan minuman soda yang tidak termasuk pilihan jajanan yang baik.29
Pemilihan makanan jajanan merupakan salah satu bentuk perilaku kesehatan. Perilaku kesehatan merupakan hal-hal yang berkaitan dengan tindakan atau kegiaan seseorang dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan. Perilaku sendiri dibentuk melalui suatu proses dan berlangsung dalam interaksi manusia dengan lingkungannya. Faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya perilaku dibedakan menjadi dua, yaitu faktor intern dan ekstern. Faktor intern mencakup pengetahuan, kecerdasan, persepsi, emosi, motivasi, dan sebagainya yang berfungsi mengolah rangsang dari luar. Sedangkan faktor ekstern meliputi lingkungan sekitar, baik fisik maupun non fisik seperti iklim, manusia, sosial ekonomi, kebudayaan, dan sebagainya.30
            Pemilihan makanan jajanan merupakan perwujudan perilaku.9 Faktor yang mempengaruhi pemilihan makanan dibagi menjadi tiga kelompok yaitu faktor terkait makanan, faktor personal, dan faktor sosial ekonomi dalam konteks pemilihan makanan. Faktor terkait makanan meliputi kandungan gizi, sertakomponen kimia dan fisik makanan. Faktor personal meliputi persepsi sensori seperti aroma, rasa, dan tekstur, sedangkan faktor sosial ekonomi meliputi harga, merk, ketersediaan, serta budaya.10
            Bahaya makanan jajanan sekolah dan makanan umum lainnya bisa muncul untuk jangka pendek, bisa juga pada jangka panjang.Jangka pendek, terjadi keracunan makanan sebab tercemar mikroorganisme, parasit, atau bahan racun kimiawi (pestisida). Muntah dan diare sehabis mengonsumsi jajanan paling sering ditemukan.Bahaya jangka panjang jajanan yang tidak menyehatkan apabila bahan tambahan dalam makanan-minuman bersifat pemantik kanker, selain kemungkinan gangguan kesehatan lainnya.
Upaya orangtua untuk mencegah anak jajan sembarangan
Peran orang tua sangat diperlukan agar anak-anak tidak jajan sembarangan. Orang tua, khususnya para ibu, harus menjelaskan tentang bahaya jajanan dan panganan tersebut. Memberi pengertian kepada anak-anak memang tidak mudah, apalagi bagi anak-anak yang sudah terbiasa mengkonsumsi jajanan tersebut. Berikut adalah tips agar anak tidak jajan sembarangan di sekolah:
1. Selalu konsumsi panganan sehat di rumah
Mulailah dengan memberi contoh selalu mengkonsumsi makanan yang sehat di rumah, termasuk cemilan. Siapkan cemilan yang termasuk panganan sehat dan bebas dari bahan berbahaya dan jangan lupa selalu ingatkan agar sebelum mengkonsumsinya untuk mencuci tangan pakai sabun terlebih dahulu. Jika di rumah anak-anak sudah terbiasa dengan hidup sehat dan mengkonsumsi panganan sehat, kemungkinan besar mereka tidak akan lagi mengkonsumsi jajanan yang mengandung bahan berbahaya tersebut.
2. Bekali anak Anda dengan panganan sehat
Bekali anak dengan panganan yang sehat dan akan lebih baik lagi jika Anda para Ibu-ibu sendiri yang membuatnya. Buat variasi menu bekal tersebut agar Anak tidak bosan dengan bekal yang Anda buat. Tampilan dan rasanya juga usahakan yang disukai oleh anak-anak agar mereka tertarik untuk mengkonsumsinya. Bila Anak sudah cukup besar, tanyalah langsung kepada anak Anda panganan apa yang ia sukai. Selain harus tetap memperhatikan proses memasaknya, seperti cuci tangan sebelum memasak, pastikan panganan yang anak Anda konsumsi cukup nutrisinya.
3. Batasi memberikan uang saku                                                                
       Dengan memberikan uang saku yang berlebihan, akan mendorong anak untuk konsumtif. Mereka akan merasa memiliki kemampuan untuk membeli apapun yang diinginkan, meskipun berbahaya bagi kesehatannya. Karena itu sebaiknya batasi uang saku, agar ia membeli hanya sesuai kebutuhannya saja.                          
 4.Menjelaskan bahaya jajan sembarang                                                      
    Anak jaman sekarang sering kali tidak bisa menerima begitu saja larangan yang diberikan orang tuanya. Karena itulah perlu memberikan penjelasan yang bisa dimengerti mereka mengapa dilarang membeli jajanan atau makanan sembarangan. Penjelasan sederhana, sebaiknya juga di beri gambaran atau contoh kongkrit, seperti banyaknya berita TV anak mengalami diare, maka anak akan memahami dan akhirnya mau menghindarinya.
     Selain orang tua, pihak sekolah juga bisa turut membantu mengurangi konsumsi jajanan yang berbahaya tersebut. Orang tua bisa mengusulkan kepada pihak sekolah agar menyediakan kantin sekolah yang menjual jajanan yang disukai oleh siswa namun bebas dari bahan-bahan berbahaya. Selain itu sekolah harus selalu memberikan pengarahan dan pengertian kepada para siswa tentang akibat yang bisa ditimbulkan apabila mengkonsumsi jajanan yang mengandung bahan-bahan berbahaya dan juga selalu mengingatkan cuci tangan pakai sabun sebelum mengkonsumsi jajanan di sekolah.
    Kesehatan itu penting,apalagi untuk buah hati kita yang kelak dapat menjadi penerus bangsa,maka dari itu sebagai Ibu-ibu harus memberikan asupan yang menyehatkan,terbaik,dan kualitas yang bagus.
6.
6.Kebijakan Pemerintah terhadap permasalahan Gizi anak di Indonesia Penyelenggaraan program makan  di TK/PAUD
Pentingnya pengetahuan gizi dan kualitas kesehatan anak usia dini secara langsung berpengaruh pada perkembangan dan kebutuhan anak. Salah satu kebutuhan anak adalah kebutuhan gizi atau asupan makanan bergizi, karena faktor gizi sangat menentukan perkembangan dan pertumbuhan anak.Dalam sebuah penelitian yang dilakukan dinyatakan bahwa pemberian makanan yang sehat dan berprotein akan mempengaruhi perkembangan kognitif anak selanjutnya menurut broom(2005) apa yang anak makan juga ikut mempengaruhi irama pertumbuhan ukuran badan dan ketahanan terhadap penyakit.Dengan pentingnya kesehatan dan gizi bagi anak maka PAUD Pembina amen mengadakan program makan bersama di PAUD dengan menggunakan metode deskriptif naturalistik.Program ini dilaksanakan seminggu sekali dengan sajian menu yang berbeda.makanan yang diberikan merupakan makanan yang ditelah di nilai,nilai gizinya.
-  Tujuan penyelenggaraan makan bersama di PAUD
 Dengan diselenggarakan makan bersama di PAUD dapat memberikan dampak positif kelebihannya adalah dapat memberikan motivasi bagi anak dan guru dalam melaksanakan pola hidup sehat,dapat membimbing anak dalam mengenalkan berbagai jenis makanan yang bergizi,dapat menciptakan kebersamaan,mengajarkan tata cara makan,dapat mengenalkan dan membudayakan jenis-jenis dari makanan.
-   Fungsi penyelengaraan makanan di TK
a.       Menambah konsumsi zat gizi anak dalam menu makanan sehari-hari.
b.      Mendidik sopan santun dalam acara makan bersama,
c.       Memupuk kebersamaan
d.      Melatih anak makan berbagai jenis makanan serta hidangan bergizi
e.       Melatih anak mandiri,dalam hal ini makan sendiri.
f.       Melatih anak menggunakan peralatan makan yang benar
            Perlu di ingat bahwa anak usia TK ini amat memerlukan makanan yang bergizi untuk pertumbuhan tubuhnya.Juga bahwa melalui pemberian makan disekolah,anak yang sulit makan atau tidak suka makan,seringkali menjadi mau makan karena suasana lingkungan dan ada teman disekolah.
-  Syarat makanan di TK
            Secara umum hal yang harus diperhatikan dalam penyelengaraan makanan disekolah adalah :
a.    Mengandung zat-zat gizi yang dbutuhkan anak.
b.    Higienis dan tidak membahayakan anak
c.    Mudah dan praktis dalam pelaksanaan kegiatan makan yaitu mudah dibawa (tidak tumpah),dapat dimakan dengan cepat (tidak perlu mengupas yang sulit bertulang/duri halus).
d.   Dibuat sama jenis hidangan (bisa beberapa jenis ) dan porsi yang standar sehingga cukup menyenangkan anak.
e.    Efesien dan mudah dalam pengolah program makan,persiapan,pengolahan dan penyajian.
f.     Memenuhi syarat-syarat makan anak usia tertentu.

- Tahap-tahap penyelengaraan makan disekolah
a. Persiapan
Tahap persiapan adalah tahap awal yang cukup memerlukan pemikiran dan usaha dari berbagai pihak yaitu:
1.    Kepala sekolah atau pimpinan sekolah mengatur jadwal kegiatan sekolah dalam hal penentuan waktu dan lama makan
2.    Kepala sekolah dan staf guru menentukan frekwensi penyelengaraan makan oleh sekolah.
3.    Kepala sekolah dan guru menentukan menu makanan dengan memperhitungkan anggaran yang tersedia dan  bahan makanan yang ada,tenaga,dan peralatan yang ada serta kesukaan anak dan kemudahan untuk disantap anak TK.
4.    Libatkan orang tua pada waktu penyelengaraan makan di sekolah.Sebaiknya orang tua dibertahu mengenai menu makan anak sehingga dapat bekerjasama yaitu :
-         Ikut menjelaskan mengenai makanan itu untuk kesehatan anak.
-         Memperhatikan pemberian makanan kepada anak sebelum dan sesudah makan.
            Berikut ini contoh beberapa hidangan:
       Makanan Utama :Nasi,Sop,dan Sayur,bubur ayam,
                                    Nasi,Sayur Asam dan teri goreng
        Makanan selingan:Bubur kacang hijau,ketan hitam,singkong,jagung muda,pudding,jagung                                           kue,bolu pelagi
5.    Persiapan guru untuk program makan
Sebaiknya sebelum makan anak diberi penjelasan mengenai makan maupun cara makan yang benar.Guru menjelaskan dengan menggunakan alat dan bahan sebenarnya dan media lainnya.Guru merencanakan ketika menyusun rencana pengajaran sehari atau beberapa hari sebelumnya,membuat alat peraga,hiasi kelas,lembaran kerja siswa untuk mewarnai atau menggunting dan sebagainya.
6.    Kepala sekolah menentukan pelaksanaan yaitu tempat pengolahan personel yang mengerjakan dan pembelian bahan dan persiapan alat-alat.
Berikut ini disajikan contoh perencanaan makanan anak TK  yang sederhana:
-       Langkah pertama :Penyusunan menu
Berdasarkan informasi,diketahui bahwa daerah setempat bayak menghasilkan sayuran,kacang-kacangan di samping hasil pertanian lainya seperti jagung dan singkong.
Contoh perencanaan hidangan untuk anak TK
1)   Berdasarkan informasi,diketahui bahwa daerah tersebut terdapat bayak menghasilkan sayuran dan kacang-kacangan serta telur (daerah pegunungan) disampin hasil pertanian sepeti singkong dan jagung.Menu di susun mengandung protein,karbonhidrat,vitamin dan mineral.Berdasarkan kebutuhan anak dan bahan makanan yang menu untuk makan d2 kali seminggu adalah :
Minggu ke        Hari ke                        Jenis hidangan                   Nama hidangan
 I                            I                             Makanan utama                  Nasi putih,Sop Jagung-telur
                              4                             Makanan Selingan              Bubur kacang hijau
II                           1                             Makanan Utama                 Singkong kukus,orak arik
                                                                                                         Telor dengan sayur asam
                              4                             Makanan selingan               Lepek jagung
III                          I                             Manakan Utam                    Nasi jagung,sop sayur dan
                                                                                                          Kacang merah
                             4                                Makanan selingan       Ketimus (kue singkong kukus)
IV                        1                                 Makanan Utama         Nasi putih,sayurasm,dadartelur
                            4                                 Makanan selingan        Kue mata roda

2)   Penghitungan kebutuhan belanja
Data jumlah anak TK :40 anak,usia:3-6
Berdasarkam menu,dapat dilakukan belanja atau disiapkan bahan makanan secra bersamaan atau bertahap.Beras,telor dan bahan yang tahan lama dapat dibeli dalam jumlah yang besar sekaligus.Hanya sayuran yang perlu dibeli segar untuk dimasak.Hanya sayuran yang perlu dibeli segar untuk dimasak hari itu.
3)   Pesiapan alat pengolahan dan alat makan serta alat penghidang berdasarkan jumlah anank dan jenis hidangan dapat diketahui kebutuhan alat saat ini.
b.Pelaksanaan
1) Pelaksanaan pengolahan makanan
            Pada waktu pengolahan yang amat perlu diperhatikan adalah hal kebersihan bahan,alat dan cara memasak.Bahan harus bersih dari kotoran dan bagian-bagian yang berbahaya atau sulit dimakan bagi anak.Misalnya duri,tulang kecil,biji dan lainya,
2) Pelaksanaan acara makan di kelas
Makanan yang telah dimasak dapat dibagi kepada anak dengan cara :
a.    Diporsikan,disiapkan daru dari dapur dalam piring-piring dan dibawa keruang kelas atau makanan bersama wadahnya dibawa kekelas dan diporsikan disana.
b.    Anak mengambil sendiri dari wadah makanan di ruang kelas.
c.Pengawasan
Setiap kegiatan memerlukan pengawasan pada tahap-tahap kegiatan tersebut.Pengawasan pada waktu pelaksanaanya makan amat diperlukan,oleh kepala sekolah maupun guru,saat pengolahan makanan dan saat acara makan dikelas.
d.Penilaian
Penilaian dilakukan untuk semua tahap penyelengaraan makan,mulai dari perencanaan, pelaksanaan,pengawasannya.Misalnya dapat dipertanyakan :
-         Apakah menu baik ?
-         Apakah makanan disukai anak ?
-         Apakah pembiayanya tepat ?
Penilaian ditulis dan dibahas bersama oleh kepala sekolah dan guru serta pengolahan makanan. Kepada orang tua dapat juga dibahas mengenai penyelenggaraan makan ini.

            Indonesia merupakan negara yang memiliki penduduk terbanyak ketiga setelah Republik Rakyat Cina (RRC) dan India. Sebagai negara berkembang, indonesia masih mengalami berbagai permasalahan di dalamnya termasuk masalah tentang gizi msyarakat Indonesia. Saat ini, bayi yang baru lahir dan memiliki berat yang rendah masih tetap menjadi masalah dunia khususnya di negara-negara berkembang. Lebih dari 20 juta bayi di dunia (15,5% dari seluruh kelahiran) mengalami BBLR (Bayi Berat Lahir Rendah) dan 95 persen diantaranya terjadi di negara-negara berkembang (Kawai K, dkk. 2011).  Jika ditelaah lebih lanjut, secara umum permasalahan gizi di Indonesia yang hingga saat ini masih belum dapat terselesaikan ada empat, yakni :
  1. Gangguan Akibat Kurang Yodium (GAKY)
  2. Kurang Vitamin A (KVA)
  3. Anemia Gizi
  4. Kurang Energi Protein (KEP)
pemerintah Indonesia telah melakukan berbagai upaya Dalam memerangi permasalahan tersebut, misalnya saja masyarakat Indonesia dianjurkan untuk mengkonsumsi garam beryodium untuk mengurangi masalah GAKY di Indonesia. Menurut Dr. Hj. Sri Adiningsih dalam bukunya yang berjudul “Waspadai Gizi Balita Anda” mengatakan bahwa Yodium adalah zat gizi mikro yang fungsi utamanya untuk pembentukan hormon tiroid dan hormon tersebut sangat berperan penting dalam pengaturan tingkat metabolisme basal hingga 50 persen. Kekurangan yodium dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan timbulnya penyakit gondok, kretin (kerdil) dan dapat menurunkan tingkat kecerdasan anak. Dalam bukunya tersebut beliau juga menyebutkan bahwa bahan makanan sumber yodium dapat diperoleh dari makanan seafood (bahan makanan dari laut), rumput laut, dan garam beryodium.
            Masalah selanjutnya adalah Kurangnya konsumsi vitamin A di Indonesia.  Dan Vitamin A dibutuhkan untuk perkembangan tulang dan sel epitel yang membentuk email dalam pertumbuhan gigi (Almatsier,2009). Kekurangan vitamin A biasa disebut juga xeroftalmia. Xeroftalmia adalah kelainan pada mata yang ditandai dengan kekeringan pada selaput lendir atau bagian putih dari mata dan pada selaput bening atau bagian hitam mata yang berfungsi sebagai jalan masuknya cahaya ke dalam bola mata (Sitepoe,2008). 
            Untuk menyelesaikan masalah kurang vitamin A tersebut, pemerintah Indonesia telah mencanangkan berbagai program kesehatan seperti diadakannya bulan vitamin A di puskesmas dan posyandu setiap bulan Februari dan Agustus. Pada bulan-bulan tersebut posyandu dan puskesmas akan memberikan kapsul vitamin A kepada bayi dan balita secara gratis. Untuk bayi yang berumur 6-11 bulan akan diberikan kapsul vitamin A yang berwarna biru yang mengandung vitamin A sebnyak 100.000 SI. Untuk anak balita berumur 1-5 tahun diberikan kapsul vitamin A yang berwarna merah yang mengandung dosis vitamin A sebanyak 200.000 SI. Untuk bayi diberikan setahun sekali pada bulan Februari atauAgustus dan untuk anak balita enam bulan sekali. kapsul vitamin A yang berwarna merah dengan dosis 200.000 SI juga diberikan kepada ibu menyusui. Dengan begitu dihrapakn air susu ibu yang dihasilkan akan mengandung vitamin A, sehingga sang bayi dapat memperoleh asupan vitamin A dari ASI yang dikonsumsinya.  
            Masyarakat Indonesia juga masih banyak yang mengalami anemi gizi. Anemi gizi disebabkan oleh kekurangan zat gizi yang berperan dalam pembentukan hemoglobin, baik karena kekurangan konsumsi atau karena gangguan absorpsi. Zat gizi yang bersangkutan adalah besi, protein, piridoksin (vitamin B6) yang berperan sebagai katalisator dalam sintesa hem di dalam molekul hemoglobin (Almatsier,2009). Penyebab banyaknya kasus anemi gizi di Indonesia adalah karena pola konsumsi masyarakat Indonesia yang kurang mengkonsumsi makanan yang mengandung besi, terutama dalam bentuk besi-hem. Di samping itu pada wanita, anemi ini sering terjadi karena kehilangan darah saat haid dan persalinan. Oleh karena itu, permasalahan anemi gizi disini juga menjadi sorotan penting bagi pemerintah Indonesia karena masalah anami gizi zat besi merupakan faktor penting (13,8%) penyebab kematian ibu. Dilihat dari permasalahan tersebut, akhirnya pemerintah mengambil kebijakan dengan cara Meningkatkan kinerja program gizi dengan memperbaiki management perencanaan, pengadaan, distribusi dan pengawasan pelaksanaan bantuan 20 Kerangka Kebijakan Gerakan 1000 Hari Pertama Kehidupan suplemen tablet besi-folat dan pemberian makan tambahan. Tidak hanya itu, untuk meningkatkan cakupan sasaran Rencan Aksi Nasional Pangan dan Gizi, pemerintah juga melakukan kunjungan antenatal 4 kali 95 persen dan konsumsi 90 tablet besi 85 persen.
            Permasalahan gizi selanjutnya di Indonesia selanjutnya adalah KEP (Kurang Energi Protein) dimana KEP ini menyerang tidak hanya pada anak-anak saja melainkan juga pada orang dewasa. Menurut Sunita Almatsier,2009 dalam bukunya yang berjudul ‘Prinsip Dasar Ilmu Gzi” dikatakan bahwa KEP (Kurang Energi Protein) disebabkan oleh kekurangan makan sumber energi secara umum dan kurang sumber protein. Pada anak-anak KEP dapat menghambat pertumbuhan dan rentan terhadap penyakit infeksi serta mengakibatkan rendahnya tingkat kecerdasan. Sedangkan pada orang dewasa, KEP dapat menurunkan produktivitas kerja dan derajat kesehatan sehingga menyebabkan rentan terhadap penyakit.
            Sebagai negara berkembang, sesungguhnya tidak hanya keempat permasalahan di atas saja yang menjadi ‘PR’ bagi pemerintah Indonesia. Permasalahan lain adalah masalah gizi ganda yang biasa terjadi di negara-negara berkembang seperti Indonesia. Melihat banyaknya permasalahan gizi yang ada Indonesia, pemerintah Indonesia akhirnya turut menghadiri Pertemuan Puncak Milenium di New York tersebut dan menandatangani Deklarasi Milenium yang juga disetujui oleh negara lain yang tergabung dalam PBB. Deklarasi tersebut berisi komitmen negara masing-masing dan komunitas internasional untuk mencapai 8 buah tujuan pembangunan Milenium atau yang biasa disebut MDGs (Millenium Development Goals) pada bulan September tahun 2000. Target dari deklarasi tersebut adalah tercapainya kesejahteraan rakyat dan pembangunan masyarakat di tahun 2015. Delapan tujuan MDGs tersebut adalah sbb :
  1. Menanggulangi kemiskinan dan kelaparan
  2. Mencapai pendidikan dasar untuk semua
  3. Mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan
  4. Menurunkan angka kematian anak
  5. Meningkatkan kesehatan ibu
  6. Memerangi HIV/AIDS dan penyakit menular lain
  7. Memastikan kelestarian lingkungan hidup
  8. Mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan
            Berdasarkan hasil Survey Riset Kesehatan Dasar yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan pada tahun 2007 Indonesia telah mencapai salah satu indikator Tujuan Pembangunan Milenium (Millennium Development Goal) yang pertama, yaitu mengurangi jumlah anak dengan kekurangan berat badan pada usia balita hingga 18,4 persen. Salah satu upaya yang dilakukan pemeirntah adalah Program keluarga Harapan (PKH) merupakan suatu program penanggulangan kemiskinan dimana program tersebut bertujuan untuk membantumengurangi kemiskinan dengan cara meningkatkan kualitas sumber daya manusia pada kelompok masyarakat sangat miskin.Selanjutnya, upaya Indonesia untuk mencapai target MDGs tentang pendidikan dasar dan melek huruf sudah menuju pada pencapaian target 2015 (on-track). Seperti yang diketahui bahwa pemerintah telah mencanangkan program Wajib Belajar 9 tahun yang diatur dalam Peraturan Pemerintah No.47 Tahun 2008 dan sekarang ini mulai merintis pembaruan program wajib belajar menjadi 12 tahun. Dewasa ini di Indonesia sudah terlihat kesetaraan gender antara laki-laki dan perempuan dimana perempuan kini dapat bersekolah hingga ke jenjang yang lebih tinggi dan dapat memperoleh pekerjaan yang sesuai dengan kemampuannya. Upaya Pemerintah Indonesia dalam menurunkan angka kematian anak telah menunjukkan angka yang signifikan dari 68 pada tahun 1991 menjadi 34 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2007. Jika dilihat dari pencapaian pemerintah tersebut, diharapkan target sebesar 23 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2015 diperkirakan dapat tercapai. Upaya menurunkan angka kematian ibu didukung pula dengan meningkatkan angka pemakaian kontrasepsi dan menurunkan unmet need yang dilakukan melalui peningkatan akses dan kualitas pelayanan KB dan kesehatan reproduksi. Tingkat prevalensi HIV/AIDS cenderung meningkat di Indonesia, terutama pada kelompok risiko tinggi, yaitu pengguna narkoba suntik dan pekerja seks. Jumlah kasus HIV/AIDS yang dilaporkan di Indonesia meningkat dua kali lipat antara tahun 2004 dan 2005. Angka kejadian malaria per-1000 penduduk manurun dari 4,68 pada tahun 1990 menjadi 1,85 pada tahun 2009. Sementara itu, pengendalian penyakit Tuberkulosis yang meliputi penemuan kasus dan pengobatan telah mencapai target .
            Untuk menuju ke arah MDGs tersebut di atas pemerintah Indonesia telah ikut serta dalam gerakan global yang berada di bawah kordinasi Sekretaris Jendral PBB yang bernama “Scaling Up Nutrition (SUN) Movement” Gerakan ini mengacu pada sasaran tujuan Pembangunan Milenium (MDGs). Dimana gerakan ini bertujuan meningkatkan penanganan masalah gizi, dengan fokus pada 1000 hari pertama kehidupan yaitu janin dalam kandungan, bayi dan anak usia 6 – 23 bulan, termasuk ibu hamil dan ibu menyusui. Keikutsertaan Indonesia dalam gerakan global tersebut dimulai bulan Desember tahun 2011, yang selanjutnya Sekjen PBB menunjuk Deputi Bidang SDM dan Kebudayaan – Bappenas menjadi anggota Lead Group SUN Movement. Terdapat 4 indikator untuk menilai capaian dari pelaksanaan SUN Movement yang telah ditetapkan oleh SUN Movement Secretariat, yaitu:
  1. Meningkatkan partisipasi pemangku kepentingan dalam berbagai pengalaman pelaksanaan
  2. Terjaminnya kebijakan yang koheren dan adanya kerangka legalitas program
  3. Menyelaraskan program-program sesuai dengan kerangka program SUN Movement
  4. Teridentifikasinya sumber-sumber pembiayaan.
dari ketetapan tersebut di atas, Indonesia telah melakukan pencapaian berdasarkan keempat indikator tersebut yang dimulai dengan penyusunan dokumen kerangka kebijakan dan Pedoman Perencanaan Program Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi, Pelaksanaan soft launching Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi pada tanggal 19 September 2012 yang dipimpin oleh Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Penetapan Peraturan Presiden No. 42 Tahun 2013 tentang Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi tanggal 24 Mei 2013 hingga melakukan kegiatan sosialisasi tentang Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi yang diadakan baik di tingkat pusat maupun daerah. Menurut Perpres No.42 Tahun 2013 pasal (1), dikatakan bahwa Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi adalah upaya bersama antara pemerintah dan masyarakat melalui penggalangan partisipasi dan kepedulian pemangku kepentingan secara terencana dan terkoordinasi untuk percepatan perbaikan gizi masyarakat prioritas pada seribu hari pertama kehidupan. Disebutkan pula pada pasal (2) bahwa tujuan umum Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi dimaksudkan untuk percepatan perbaikan gizi masyarakat prioritas pada seribu hari pertama kehidupan. Peraturan Presiden (Perpres) No 42 tahun 2013 merupakan kebijakan terintegrasi dalam rangka perbaikan gizi dengan fokus pada kelompok 1000 hari pertama kehidupan meliputi 270 hari masa kehamilan dan 730 hari hingga anak usia 2 tahun. Penetapan peraturan tersebut juga merupakan bentuk tanggung jawab pemerintah dalam peningkatan kesadaran masyarakat tentang pentingnya peningkatan status gizi dalam rangka mewujudkan sumber daya manusia Indonesia yang sehat, cerdas, dan produktif. Berbagai program telah dilakukan oleh pemerintah Indonesia untuk mencapai tujuan MDGs tersebut.
Dari Peraturan Presiden (Perpres) No.42 tahun 2013 tersebut sudah banyak program-program yang dicanangkan untuk mencapai tujuan MDGs di Indonesia. Namun, program-program tersebut tidak akan terlaksana dengan baik apabila tidak adanya dukungan atau reaksi positif dari seluruh komponen masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, diharapkan agar seluruh komponen masyarakat Indonesia ikut berpartisispasi aktif dalam proses pencapaian tujuan MDGs untuk mewujudkan perbaikan gizi di  Indonesia yang semakin baik. Dengan begitu kesejahteraan di Indonesia akan semakin meningkat.












          Gambar Menu Makanan Sehat
Sumber:
Santoso,Soegeng dan Anne les ranti.2009.Kesehatan dan gizi.Jakarta:Rineka Cipta
http://kesehatan.kompasiana.com/medis/2011/12/31/dampak-bahaya-jajanan-anak-sd-426194.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar